TariGending Sriwijaya: Pembahasan Terlengkap; Tari Angguk : Sejarah, Makna, Gerakan, Musik Hingga Busana; Pola Lantai Tari Bosara. Gerak Tari Bosara memiliki pola lantai yang berbentuk vertikal. Disebut vertikal karena saat penari akan masuk ke panggung dan membentuk formasi barisan, memiliki pola lantai yang vertikal.
Liputan6com, Jakarta Seni tari adalah ekspresi jiwa dalam bentuk gerak yang diiringi dengan irama. Setiap gerak dan perpindahan tarian memiliki nilai untuk menuturkan keindahan. Untuk mempermudah menuturkan keindahan dalam geraknya, kebanyakan penari mengandalkan macam-macam pola lantai seni tari. Macam-macam pola lantai seni tari terdiri dari empat jenis saja. Mulai dari pola lantai
Ifyou're looking for pola lantai tari gending sriwijaya images information linked to the pola lantai tari gending sriwijaya topic, you have pay a visit to the right site. Our website always provides you with suggestions for viewing the highest quality video and picture content, please kindly surf and locate more enlightening video content
20 Tari Tradisional Sumatera Selatan Lengkap Penjelasan + Gambar. Tari Tumatenden, Tarian Tradisional Dari Provinsi Sulawesi Utara. 4. Setting Panggung. Dilihat dari setting panggungnya, tari tanggai sekilas nampak seperti tari Gending Sriwijaya. Bedanya terletak hanya pada jumlah penarinya.
a Tari Perang b) Tari Serimpi c) Tari Gending Sriwijaya d) Tari Yospan 4) Tari klasik banyak menggunakan pola lantai a) diagonal b) melengkung ke depan c) lingkaran d) vertikal 5) Gambar berikut yang sesuai dengan pola tari zig-zag adalah
Tariandaerah yang menggunakan pola lantai ini adalah tari sekapur sirih dari Jambi tari gending Sriwijaya dari Sumatera Selatan dan tari pendet dari Bali. Mar 30 2021 2. Pola lantai lurus vertikal pola lantai horizontal pola lantai diagonal pola garis melengkung. Pola horizontal dan vertikal.
TariGending Sriwijaya menggunakan kombinasi pola lantai lurus yang berkembang menjadi pola lantai garis V. Pada saat masuk ke area pertunjukan para penari membentuk formasi garis lurus. Selanjutnya bergerak dengan pola lantai garis membentuk huruf V dengan penari utama berada pada susunan paling depan.
Gambar 1. Pola lantai adalah. A. berpindah atau bergeser idak beraturan B. secara kompak D. Tari Gending Sriwijaya. 33. Membuat penari agar tidak tabrakan saat menari merupakan salah satu tujuan dari . A. Pola lantai B. Koreografi C. Kostum D. Mimik wajah. 34. Tari klasik banyak menggunakan pola lantai .
2Pola Lantai Diagonal Penari berbaris membentuk garis menyudut ke kanan atau ke kiri. Contoh tari dengan pola lantai diagonal : Tari gending sriwijaya sumatera selatan 3. Pola Lantai Garis Melengkung Penari membentuk garis lingkaran. Tari rakyat dan tari tradisional banyak menggunakan pola ini. Pola lantai ini memberi kesan lemah dan lembut.
BacaJuga: Tari Gending Sriwijaya, Tari Sambutan Khas Sumatera Selatan. Pola lantai Tari Yapong. Dalam Tari Yapong, pola lantai yang dilakukan para penarinya adalah berupa garis imajinatif yang dilalui para penarinya. Tidak seperti tarian lainnya yang memiliki banyak pola lantai, Yapong hanya memiliki dua macam pola lantai dalam
NGqr6. Pola Lantai Seni Tari - Pernahkah kamu memperhatikan sebuah pertunjukan tari? Atau mungkin kamu pernah ikut latihan menari di sanggar atau di sekolah? Pada beberapa tarian, terutama tari kelompok, para penari membentuk posisi tertentu dalam tarian. Ada sebuah tari yang jika diamati, posisi penari membuat bentuk atau formasi tertentu. Bentuk atau formasi tertentu yang dibuat penari dalam sebuah tari dinamakan pola lantai. Tahukah kamu apa yang dimaksud dengan pola lantai? Pola lantai adalah garis-garis di lantai yang dilalui oleh penari dari perpindahan tempat satu ke tempat lain pada saat melakukan gerak tari. Fungsi Pola lantai adalah untuk menata gerakan tarian, menciptakan kekompakan antar anggota penari, serta membentuk komposisi dalam pertunjukan tari sehingga menjadikan tarian yang disajikan menjadi lebih indah dan menarik ketika ditonton. Pada saat menari, penari kadang bergerak ke kiri, ke kanan, maju, mundur, atau bergerak membentuk lingkaran. Jika digambarkan, seolah-olah ada satu garis imajiner yang dilalui penari selama menyajikan satu tarian. Garis imajiner yang dilalui oleh penari saat melakukan gerak tari disebut pola lantai. Pola lantai disebut juga garis imajiner yang dibuat oleh formasi penari kelompok. Garis imajiner juga dapat digambarkan dengan melihat formasi para penari dalam memperagakan tarian. Para penari dapat membentuk formasi garis lurus, lengkung, segitiga, atau lingkaran. Bentuk formasi garis dapat berubah-ubah selama penari menampilkan sebuah tarian. Pola lantai merupakan garis yang dilalui penari pada saat melakukan gerak tari. Pola lantai ini dilakukan baik oleh penari tunggal, berpasangan, atau penari kelompok. Dalam tarian, terdapat dua pola garis dasar pada lantai, yaitu garis lurus dan lengkung. Pola garis lurus terdiri atas pola lantai horizontal, vertikal, dan diagonal. Pengembangan pola lantai lurus dapat berupa pola lantai zig-zag, segitiga, segi empat, dan segi lima. Selain garis lurus, terdapat juga pola garis lengkung. Pola ini pun dapat dikembangkan menjadi berbagai pola lantai. Pola lantai itu antara lain berupa lingkaran, angka delapan, garis lengkung ke depan, dan garis lengkung ke belakang. Jenis-Jenis Pola Garis Dasar Pada Lantai Dalam Sebuah Tarian Pada dasarnya, ada dua jenis pola garis dasar pada lantai, yaitu garis lurus dan garis lengkung. Garis lurus memberikan kesan sederhana tetapi kuat. Sedangkan garis lengkung memberikan kesan lembut tetapi lemah. Pola Lantai Vertikal Lurus Ciri pola lantai vertikal lurus adalah penari membentuk garis vertikal, yaitu garis lurus dari depan ke belakang atau sebaliknya. Pola lantai ini banyak digunakan pada tari klasik. Pola lurus memberi kesan sederhana tetapi kuat. Berikut gambar pola lantai vertikal. Beberapa tarian daerah yang menggunakan pola lantai vertikal adalah tari yospan dari papua, tari serimpi dari jawa tengah, tari baris cengkedan dari bali. Pola Lantai Diagonal Pada pola lantai diagonal, penari berbaris membentuk garis menyudut ke kanan atau ke kiri. Berikut gambar pola lantai diagonal. Contoh tarian daerah yang menggunakan pola lantai diagonal adalah tari gending sriwijaya dari sumatera selatan, tari sekapur sirih dari jambi, dan tari pendet dari bali. Pola Lantai Garis Melengkung Pada pola lantai garis melengkung, penari membentuk garis lingkaran, pola lantai lengkung ular, dan pola lantai angka delapan. Tari rakyat dan tari tradisional banyak menggunakan pola ini. Pola lantai ini memberi kesan lemah dan lembut. Berikut contoh pola lantai garis melengkung. Tari ma'badong toraja sulawesi utara, tari randai sumatera barat merupakan contoh tarian yang menggunakan pola lantai garis melengkung. Macam-Macam Pola Lantai Pada Tarian Daerah Dengan adanya berbagai macam bentuk tarian, bentuk pola lantainya pun berbeda-beda. Bentuk pola lantai tarian yang satu berbeda dengan tarian yang lain. Selain bentuknya yang berbeda, terdapat pola lantai yang mempunyai maksud dan ada juga yang tidak memiliki makna. Pola lantai yang mempunyai maksud lebih banyak ada dalam tari-tarian klasik yang terdapat di keraton Surakarta dan Yogyakarta. Namun demikian, tidak menutup kemungkinan jika pola lantai dalam tari kreasi baru dan tari rakyat juga mempunyai maksud. Pola Lantai Tari Jaran Kepang Tari Jaran Kepang berasal dari Yogyakarta. Tari Jaran Kepang berdasarkan bentuk koreografi termasuk dalam jenis tari rakyat. Tari Jaran Kepang mempunyai pola lantai gabungan antara pola lantai lurus dan lengkung yang sederhana. Pola lantai yang digunakan pada tari ini antara lain pola melingkar, garis lurus ke depan, dan garis horizontal. Pola lantai pada Tari Jaran Kepang tidak memiliki makna tertentu. Pola lantai dibuat untuk formasi penari. Pola Lantai Tari Bedhaya Semang Tari Bedhaya Semang juga berasal dari Yogyakarta. Tari Bedhaya termasuk dalam jenis tari klasik. Tari klasik ini mempunyai pola lantai yang sudah tertentu dan mempunyai makna tertentu. Pola lantai yang digunakan pada tari ini pun memiliki nama tertentu, seperti gawang jejer wayang, gawang tiga-tiga,gawang perang, dan gawang kalajengking. Ada satu pola lantai pada Tari Bedhaya yang dikenal dengan nama rakit lajur. Pola lantai rakit lajur bermaksud menggambarkan lima unsur yang ada pada diri manusia, yaitu cahaya, rasa, sukma, nafsu, dan perilaku. Pola Lantai Tari Pendet dari Bali Tari Pendet merupakan salah satu tari tradisonal Bali yang sangat populer. Lahirnya tari Pendet berawal dari ritual sakral Odalan di Pura yang disebut dengan mamendet atau mendet. Mendet dimulai setelah pendeta Hindu mengumandangkan mantra dan setelah pementasan Topeng Sidakarya. Tari ini dipentaskan secara berpasangan atau secara masal dengan membawa perlengkapan, berupa bokor, sesajen, dan bunga. Pendet disepakati lahir pada tahun 1950. Tari Pendet ini masih tetap mengandung kesan sakral dan religius meskipun dipentaskan di sebuah acara yang tidak berhubungan dengan kegiatan keagamaan. Pada tahun 1961, I Wayan Beratha memodifikasi tari Pendet hingga menjadi tari Pendet yang sering kita saksikan sekarang. Beliau juga menambah penari Pendet menjadi lima orang. Setahun kemudian, I Wayan Beratha dan kawan-kawan menyajikan tarian Pendet massal yang ditarikan oleh 800 orang penari untuk ditampilkan di Jakarta dalam acara pembukaan Asian Games. Kemudian pada tahun 1967, koreografer tari Pendet Modern, I Wayan Rindi, mengajarkan dan meneruskan tarian Pendet kepada generasi muda. Selain Pendet, beliau juga mengajarkan dan melestarikan tari Bali lainnya kepada keluarganya maupun lingkungan di luar keluarganya. Tari Pendet menceritakan tentang dewi-dewi kahyangan yang turun ke bumi. Biasanya tari Pendet ini dibawakan secara berkelompok atau berpasangan oleh remaja putri. Para penari Pendet berbusana layaknya penari upacara keagamaan. Setiap penari akan membawa sesaji berupa bokor yang di dalamnya terdapat bunga warna-warni. Pada akhir tarian, bunga ini akan ditaburkan ke tamu undangan yang menyimbolkan penyambutan. Tari Pendet menggunakan pola lantai yang sangat sederhana dibandingkan pola lantai tarian bali lainnya. Tari Pendet hanya menggunakan pola lantai berbentuk huruf V diagonal, pola lantai lurus, dan pola menghadap ke samping kanan dan kiri. Seperti halnya tarian tradisional kebanyakan, pola lantai pada tari Pendet tidak memiliki makna khusus. Tidak seperti tari Bedhaya dari Yogyakarta yang memiliki makna di setiap pola lantai tariannya. Kamu mungkin dapat melihat bahwa pada tari daerah seperti tari Pendet menggunakan pola lantai tertentu pada tariannya. Pola lantai ini ada yang bermakna tertentu ada juga yang tidak. Tarian Bedhaya dari Jawa Tengah memiliki makna pada setiap pola lantai yang dibuat penari. Tetapi pada tari lainnya seperti tari Pendet, pola lantai tidak memiliki makna tertentu. Pola Lantai Tari Kecak Tari Kecak merupakan tarian adat Bali. Tari Kecak dimainkan oleh puluhan laki-laki yang duduk berbaris melingkar. Menyerukan kata “cak” dengan irama tertentu dengan kedua lengan diangkat. Gerakannya serempak dan kompak. Kekompakan gerakan dalam tarian Kecak mengandung ritual agama. Selain itu juga mencerminkan kebersamaan dan kerukunan. Kebersamaan dan kerukunan tidak hanya dalam tari Kecak. Akan tetapi, juga dalam kehidupan di keluarga, sekolah, masyarakat, dan bangsa. Kebersamaan dan kerukunan penting dalam mewujudkan persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia. Gerakan pada Tarian Kecak duduk melingkar di tempat. Berdasarkan gerakan tari kecak tersebut, pola lantai tarian Kecak adalah pola lantai garis melengkung yang membentuk garis lingkaran. Pola Lantai Tari Saman Tari Saman merupakan tarian tradisional suku Gayo Lues, Nanggroe Aceh Darussalam yang diciptakan oleh seorang ulama terpandang, Syekh Saman di abad ke-14. Sebelum diakui sebagai warisan budaya dunia tak benda dunia oleh Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan PBB, Unesco. Pola lantai Tari Saman adalah Pola Horizontal yakni berupa pola dengan garis lurus mendatar ke samping. Pola ini disebutkan sebagai perlambang hubungan manusia dengan tuhan yang vertikal dan hubungan dengan sesama manusia yang horizontal. Pola Lantai Tari Indang Tari indang berasal dari daerah Minangkabau, Sumatra Barat. Tari Indang berasal dari kata Indang atau disebut juga Badindin. Tari indang biasanya ditampilkan secara berkelompok, sehingga diperlukan panggung yang luas. Pola lantai tari indang adalah horizontal lurus Penari berbaris membentuk garis lurus ke samping. Pola lantai tari Indang dilandasi nilai-nilai persatuan. Tari indang menyerupai tari Saman yang berasal dari Aceh. Pola lantai Tari Seudati dari Aceh Tari Seudati adalah salah satu tarian tradisional yang berasal dari daerah Aceh. Tarian ini biasanya ditarikan oleh sekelompok penari pria dengan gerakannya yang khas dan enerjik serta diiringi oleh lantunan syair dan suara hentakan para penari. Tari Seudati ini merupakan salah satu tarian tradisional yang cukup terkenal di daerah Aceh, dan sering ditampilkan di berbagai acara, baik acara adat, acara pertunjukan, dan acara budaya. Berikut pola lantai Tari Seudati dari Aceh. Berdasarkan gambar di atas dapat kita lihat bahwa pada tari Seudati terdapat pola lantai lurus, segi empat, pola berbentuk huruf U, pola zig zag, pola berbentuk huruf S, pola segi tiga, dan pola segi empat silang. Pola Lantai Tari Sekapur Sirih Tari Sekapur Sirih merupakan tarian selamat datang kepada tamu-tamu besar di Provinsi Jambi, Kepulauan Riau, dan Riau. Tarian ini juga terkenal di Malaysia sebagai tarian wajib kepada tamu besar. Keagungan dalam gerak yang lembut dan halus menyatu dengan iringan musik serta syair yang ditujukan bagi para tamu. Menyambut dengan hati yang putih muka yang jernih menunjukkan keramahtamahan bagi tetamu yang dihormati. Tari ini menggambarkan ungkapan rasa putih hati masyarakat dalam menyambut tamu. Sekapur Sirih biasanya ditarikan oleh 9 orang penari perempuan, dan 3 orang penari laki-laki, 1 orang yang bertugas membawa payung dan 2 orang pengawal. Propetri yang digunakan cerano/wadah yang berisikan lembaran daun sirih, payung, keris. Pakaian baju kurung /adat Jambi, iringan musik langgam melayu dengan alat musik yang terdiri dari biola, gambus, akordion, rebana, gong dan gendang. Formasi Tari Sekapur Sirih membentuk huruf V diagonal atau segitiga yang merupakan pengembangan dari pola lantai garis lurus. Pola Lantai Tari Piring Tari piring atau tari piriang dalam bahasa Minangkabau Sumatera Barat adalah tarian tradisional Minangkabau yang melibatkan atraksi piring. Para penari mengayunkan piring mengikuti gerakan-gerakan cepat yang teratur, tanpa terlepas dari genggaman tangan Gerakannya diambil dari langkah-langkah dalam silat Minangkabau atau silek. Secara tradisional, tari ini berasal dari Solok, Sumatra Barat dan secara umum menjadi simbol masyarakat Minangkabau. Pada awalnya, tari ini merupakan ritual ucapan rasa syukur masyarakat setempat kepada dewa-dewa setelah mendapatkan hasil panen yang melimpah ruah. Ritual dilakukan dengan membawa sesaji dalam bentuk makanan yang diletakkan di dalam piring sembari melangkah dengan gerakan yang dinamis. Setelah masuknya agama Islam ke Minangkabau, tradisi tari piring tidak lagi digunakan sebagai ritual ucapan rasa syukur kepada dewa-dewa. Akan tetapi, tari tersebut digunakan sebagai sarana hiburan bagi masyarakat banyak yang ditampilkan pada acara-acara keramaian. Bentuk Pola lantai yang dipergunakan dalam tari piring adalah lingkaran besar dan kecil, berbaris, spiral, horizontal, dan vertikal serta penempatan level bawah, level sedang serta level atas ditambah dengan pembagian beberapa kelompok. Pola Lantai Tari Andun, Bengkulu Tari Andun adalah salah satu tarian rakyat yang berasal dari Bengkulu dan dilakukan pada saat pesta perkawinan. Biasanya dilakukan oleh para bujang dan gadis secara berpasangan pada malam hari dengan diringi musik kolintang. Pada zaman dahulu, tari ini biasanya digunakan sebagai sarana mencari jodoh setelah selesai panen padi. Sebagai bentuk pelestariannya saat ini dilakukan sebagai salah satu sarana hiburan bagi masyarakat, khususnya bujang gadis. Tari Andun merupakan tarian yang ditampilkan oleh penari pria dan wanita. Tarian ini menggambarkan ungkapan rasa syukur dan kebahagian atas berkat yang didapatkan. Pola Lantai Tari Andun sendiri menggunakan pola lantai melingkar dimana para penarinya membentuk lingkaran yang bermakna agar orang yang di dalam lingkaran penari itu dapat saling mendoakan. Pola Lantai Tari Tandak, Riau Tari Tandak adalah salah satu tarian tradisional yang berasal dari daerah Riau dan Kepulauan Riau. Tarian ini tergolong tarian pergaulan yang biasanya ditampilkan oleh para penari pria dan penari wanita. Dengan berbusana tradisional melayu mereka menari dengan gerakannya yang khas dan diiringi oleh lagu dan alunan musik pengiring. Tari Tandak memiliki pola lantai campuran, antara lingkaran, lurus dan zig-zag, gerakan Tari Tandak diawalai dengan semua peserta tari membentuk sebuah lingkaran antara peserta satu dengan yang lain saling berpegangan pundak, gerakan di lanjutkan dengan melangkahkan kaki serta menghentakkannya ke lantai atau tanah. Pementasan Tari tandak biasanya di ikuti oleh seorang kepala ngejang yang berposisi berdiri di tengah-tengah peserta tari sambil memegang alat music yang terbuat dari bahan besi atau perunggu yang memiliki nama giring-giring, kepala ngejang bertugas memberikan irama pada gerak tari Tandak ini. Tari Tandak juga menjadi salah satu pergelaran seni tari yang bertujuan untuk saling mempertemukan kaum muda dan mudi, dan tak khayal banyak pasangan muda-mudi yang pada akhirnya menikah dan pertemuan mereka bermula dari menyaksikan atau menjadi peserta pementasan Tari Tandak ini. Tari Tandak juga juga memiliki makna sebuah ikatan yang terjalin antar sahabat-sahabat yang memiliki kampung berbeda,selain itu tari tandak juga memberikan kesan aman di sebuah kampung, semua peserta tari bebas memilih pasangannya masing-masing, karena tarian ini bersifat hiburan , sehingga tarian ini dapat di ikuti oleh semua kalangan, baik tua muda bahkan anak-anak. Tari Tandak biasanya di tampilkan secara berpasangan antara penari pria dan wanita, penari bisa terdiri dari lima pasang atau lebih, busana yang di kenakan pun merupakan busana khas melayu, penari melakukan gerakan tari ini sambil di iringi musik pengiring yang khas serta lantunan syair pantun yang saling berbalas. Pola Lantai Tari Tambun dan Bungai, Kalimantan Tengah Tari tambun dan Bungai memiliki pola lantai campuran antara garis lurus horizontal dan zig zag. Tari tambun dan Bungai merupakan tarian tradisional yang berasal dari daerah Palangkaraya, Kalimantan Tengah. Tarian ini mengisahkan kepahlawanan Tambun dan Bungai dalam mengusir musuh yang akan merampas hasil panen dari rakyat. Tambun dan Bungai adalah seorang saudara dari ayah mereka yang merupakan adik-kakak. Keduanya memiliki karakter serta sifat yang sama. Mereka juga memiliki watak yang cerdas, peramah, lemah lembut, suka menolong sesama, sedikit menerima banyak memberi, bijaksana, cepat kaki ringan tangan, dan juga pantang menyerah untuk membela kebenaran. Salah satu peristiwa penting yang menjadikan Tambun dan Bungai sebagai pejuang dari Kalimantan Tengah adalah mereka selalu menang didalam pertempuran melawan musuh yang akan merampas tanah dan juga panen masyarakat setempat. Atas perjuangan Tambun dan Bungai, banyak orang yang menciptakan kebudayaan untuk mengenangnya, salah satunya ialah Tarian Tambun dan Bungai. Demikianlah Artikel yang Berjudul Macam-Macam Pola Lantai Dalam Seni Tari Terima kasih sudah membaca artikel ini, semoga informasi tentang pola lantai ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca di manapun berada. Artikel yang sedang anda baca ini berjudul Macam-Macam Pola Lantai Dalam Seni Tari dengan alamat link
Daftar isiMakna Tari Gending SriwijayaSejarah Tari Gending SriwijayaFungsi Tari Gending SriwijayaGerakan Tari Gending SriwijayaPola Lantai Tari Gending SriwijayaProperti Tari Gending SriwijayaMusik Iringan Tari Gending SriwijayaBusana dan Tata Rias Tari Gending SriwijayaKeunikan Tari Gending SriwijayaSejarah yang amat panjang telah menjadikan Palembang sebagai kota tertua di Indonesia. sejarah kebudayaannya pun tua sehingga terdapat banyak sekali kesenian-kesenian yang dimilikinya. Salah satunya adalah Tari Gending Sriwijaya yang lahir setelah Tari Gending Sriwijaya adalah tari tradisional dari Provinsi Sumatera Selatan. Tarian ini merupakan tari yang biasanya dipertunjukkan ketika acara penyambutan tamu. akan tetapi, hingga saat ini tari ini lebih banyak ditampilkan di berbagai acara seperti pernikahan, perhelatan budaya maupun acara gerakan yang ditampilkan pada Tari Gending Sriwijaya ini mempunyai makna tersendiri. Adapun beberapa makna dari gerakan Tari Gending Sriwijaya sebagai berikutGerakan sembah berdiri, bermakna bahwa masyarakat Sumatera Selatan terutama Palembang memiliki rasa ketaatan yang besar kepada Tuhan. Selain itu, gerakan ini juga bermakna sebagai sikap toleransi dengan disimbolkan oleh sembah jentikan ibu jari dan jari tengah, bermakna sebagai simbol kedisiplinan dan kerja keras yang dilakukan masyarakat sirih, bermakna sebagai simbol rendah hati masyarakat Palembang. Seiring dengan perkembangannya, terlihat dari batangnya yang menyimbolkan sikap loyalitas dan budi pekerti. Selain itu, kesabaran dan pantang menyerah untuk mencapai kesuksesan digambarkan melalui komponen kompleks, dapat disimpulkan bahwa Tari Gending Sriwijaya ini bermakna masyaakat Palembang yang mempunyai jiwa tawakkal, peduli, rendah hati, saling bekerjasama, mandiri, rukut serta saling bergotong Tari Gending Sriwijaya Berdasarkan informasi dari awal kemunculan dari Tari Gending Sriwijaya ini bermula dari permintaan pemerintahan Jepang yang berada di Karesidenan Palembang kepada Hodowan atau Jawatan Penerangan Jepang untuk menciptakan sebuah lagu dan tari yang dikhususkan untuk menyambut para tamu yang datang ke Sumatera akhir 1942, akhirnya permintaan tersebut mulai digagas namun sempat tertunda beberapa waktu akibat muncul berbagai persoalan politik baik itu di Jepang ataupun di Indonesia. Kemudian pada oktober 1943, gagasan tersebut ditindaklanjuti kembali. ketika itu, Letkol Shida memerintahkan kepada Nuntjik yang merupakan seorang wakil Hodohan di mana dikenal juga sebagai seorang sastrawan dan itu, mereka mengajak Achmad Dahlan Mahibat yakni komponis putra asal Palembang yang terampil dalam bermain biola dari kelompok seni Bangsawan Bintang Berlian. Setelah penggarapan lagu selesai, kemudian dilanjutkan dengan penulisan syair lagu Gending Sriwijaya oleh Ahmad Dahlan Mahibat dan disempurnakan oleh Nungtjik dan syair selesai diciptakan, kemudian tari untuk penyambutan tamu harus segera dibuat. Ketika itu ada seorang penari profesional yang dianggap ahli dalam bidang adat budaya Palembang yang bernama Miss Tina haji Gung bertugas mengurusi properti dan busana yang akan digunakan dalam pertunjukan Tari Gending Sriwijaya. Setelah itu, pada Mei 1945 Tari Gending Sriwijaya ini mulai dipentaskan di hadapan Kolonial Batsubara, Pemerintah Umum Kamis, 2 Agustus 1945, akhirnya Tari Gending Sriwijaya ini diresmikan untuk dipentaskan dalam menyambut pejabat-pejabat Jepang dari Bukit Tinggi yang bernama Moh. Syafei dan Djamaludin Adi Nugroho. Tempat penampilan perdananya berada di halaman Masjid Agung Tari Gending Sriwijaya Adapun fungsi dari Tari Gending Sriwijaya sebagai berikutSebagai tari-tarian untuk menyambut para tamu agung atau sebuah kesenian seperti festival upacara adat seperti acara pernikahan, perhelatan budaya dan hiburan bagi para tamu yang Tari Gending Sriwijaya Dalam Tari Gending Sriwijaya terdapat tiga macam gerak yang akan ditampilkan. Adapun tahapannya yaituGerakan awalSembah, penari bergerak dengan tangan menangkup, kedua kaki berjinjit dan posisi badan merendah dan dagu keset, penari menggeser kaki kanan ke penari menyilangkan tangannya dan diayunkan sampai membentuk terbang, posisi kedua tangan yang membentang diayunkan ke atas dan ke bawah sebanyak dua intiTutur sabda, penari menyilangkan tangannya dan diarahkan ke kanan kemudian ditarik ke bunga, tangan kiri berada di depan dada sementara tangan kanan bergerak seperti menaburkan tangan dikebarkan ke belakang diikuti dengan ukel ke depan kemudian posisi saling tumpeng jari-jari penari akan membentuk lambang Tri mahameru, tangan diarahkan ke samping badan kemudian digerakkan ke atas kepala dengan tangan kiri berada di depan benang, tangan menyilang dan diayunkan seperti mengulur penutupTolak bala, gerakan penolakan tangan kanan ngiting di atas telinga kanan sedangkan tangan kiri di depan penutup, tangan menyilang dan melakukan gerakan ulur benang. Kemudian tangan kanan bergerak kebar, ukel dan diikuti oleh gerakan Lantai Tari Gending Sriwijaya Pada Tari Gending Sriwijaya pola lantai yang digunakan adalah kombinasi antara pola lantai lurus yang kemudian berkembang menjadi pola lantai garis V. Ketika penari masuk untuk pertunjukan akan membentuk sebuah formasi garis lurus. Selanjutnya para penari bergerak membentuk pola lantai huruf Tari Gending Sriwijaya Tari Gending Sriwijaya memiliki properti yang terbilang cukup sederhana. Adapaun properti yang digunakan dalam tarian ini yaituTepak yang berisi kapur, sirih dan kebesaran yang berfungsi untuk memayungi penari utama ketika ingin menghantarkan tepat yang diberikan kepada para tamu yang sudah yang berfungsi untuk mengawal para penari selama mereka menampilkan seni Tari Gending Sriwijaya sebagai Iringan Tari Gending Sriwijaya Musik yang mengiringi Tari Gending Sriwijaya merupakan musik yang keluar dari hasil perpaduan antara alat musik gamelan. Musik gending itu dilengkapi dengan vokal di mana pada umumnya menggambarkan sebuah kegembiraan dan ucapan syukur atas kesejahteraan. Meskipun demikian, akhir-akhir ini Tari Gending Sriwijaya tidak lagi memakai alat musik secara langsung melainkan menggunakan tape recorder/rekaman dari musik yang telah musik, diiringi pula dengan lagu Gending Sriwijaya. Lagu ini bermakna tentang kerinduan seseorang pada zaman Kerajaan Sriwijaya yang dahulunya pernah menjadi pusat pemerintahan agama Buddha di dan Tata Rias Tari Gending SriwijayaSecara umum, busana yang dikenakan oleh penari Tari Gending Sriwijaya adalah busana Aesan Gede. Namun hal itu dapat disesuaikan dengan tari yang akan ditampilkan. Perlengkapan yang ada pada busana Tari Gending Sriwijaya berupa selendang mantra yang dilingkarkan pada pinggang dan gelang paksangkok yang terbuat dari bahan baku emas atau Tari Gending Sriwijaya Setiap tari tradisional di Indonesia tentunya mempunyai keunikannya tersendiri. Begitupun dengan Tari Gending Sriwijaya. Adapun keunikan pada Tari Gending Sriwijaya yaituTerdapat jentikan tangan menggunakan ibu jari dan jari utama yang terletak pada lagu pengiring di mana merupakan lagu “Gending Sriwijaya” khas Palembang, Sumatera Selatan, yang merupakan ciptaan dari A. Dahlan dan Nungtjik tim yang kompak dengan pola lantai dan jumlah penari sebanyak 9 Gending Sriwijaya adalah salah satu dari banyaknya kesenian yang ada di Palembang. Tarian ini memang sangat erat dengan Kerajaan Sriwijaya yang kala itu menjadikan Palembang sebagai pusat kerajaannya. Oleh karena itu, tidak heran jika Tari Gending Sriwijaya saat itu memang sangat disakralkan dan hanya ditampilkan untuk penyambutan tamu agung saja.
detikSumbagselSabtu, 10 Jun 2023 2335 WIB Mengenal Tari Gending Sriwijaya Sejarah, Pola Lantai, hingga Propertinya Tari Gending Sriwijaya merupakan tarian asal Pelambang, untuk menyambut tamu agung yang datang. Kenali ciri, hingga pola lantainya.